Rabu, 10 Juni 2020

HidayatusSibyan.NET - Ada Apa Dengan Madrasah ???


     

     HidayatusSibyan.NET - Ada Apa Dengan Madrasah ???

    Kerap sering kita dengar bahwa madrasah sudah tidak di pentingkan lagi oleh masyarakat, bahkan madrasah bisa di bilang di pandang sebelah mata. ada apa dengan madrasah???

    Madrasah adalah jenjang pendidikan islam yang di lalui selama 6 tahun setara dengan pendidikan formal sekolah dasar, madrasah adalah pendidikan dasar islam yang di dalamnya di ajarkan nilai2 syariat islam.  antara keduanya kebanyakan masyarakat hanya mementingkan pendidikan formalnya saja misalnya saja SD, Alurnya seperti ini, ada seorang anak yang pagi sekolah SD dan sorenya sekolah madrasah yang notabenya sama sama di lalui selama 6 tahun hanya saja di madrasah ada kelas sifir/nol, setelah dia lulus SD di madrasah dia kelas 5, otomatis jika dia melanjutkan ke pondok pesantren dia tidak lagi melanjutkan ke kelas 6, jadi, bisa di sebut gak sampai lulus. padahal, di madrasah adalah pembekalan dasar ajaran islam yang akan kita bawa ke pondok pesantren. 

     inilah yang menjadi kemerosotan madrasah, banyak madrasah yang hanya gedungnya saja besar, tapi peserta didiknya minim. bahkan ada yang gulung tikar, istilahnya. kita maksimalkan pendidikan anak kita di madrasah, karena itulah yang akan di bawa ke pondok pesantren. ada seorang anak yang berhenti pertengahan madrasah karna akan di mondokkan, kalau pembekalan di madrasah minim, seorang anak yang belum waktunya belum siap menerima pembelajaran di pondok, dia tidak kerasan dan akhirnya minta di berhentikan. logikanya begitu. 

     Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin Amin menilai ada beberapa masalah besar dalam penyelenggaraan pendidikan madrasah di Indonesia. Masalah pertama itu tata kelola. Saat ini tata kelola di madrasah itu masih manual, usaha untuk menyelesaikan persoalan itu dengan membuat digitalisasi sistem untuk madrasah. Nantinya, madrasah akan memiliki sistem e-budgeting dan e-planning, sehingga pengawasan anggaran akan dapat berjalan efektif. Kelemahan Kita Bidang Informasi Masalah kedua, menurut dia, mengenai kualitas pembelajaran. Berdasarkan Program Penilaian Pelajar Internasional (Pisi) kualitas siswa Indonesia masih di bawah standar. Masalah utama pendidikan madrasah di Indonesia yang ke tiga yakni kualitas guru. Diungkapkan Kamaruddin, Ditjen Pendis Kemenag akan memberikan pembinaan kompetensi keprofesian, sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas. Dengan begitu, materi yang disampaikan kepada siswa dapat tersalurkan secara maksimal. 




editor : abd. muhyi 
Hidayatussibyan.NET
AsoranDupok.blogspot.com

Minggu, 07 Juni 2020

HidayatusSibyan.NET - Tanggung jawab seorang Guru/Pendidik



HidayatusSibyan.NET - Tanggung Jawab seorang Guru/pendidik 


       Istilah Pendidik sering kali disamakan dengan guru.Yakni, apabila ia berkata sejatinya bisa di gugu, dan apabila berperilaku bisa ditiru. Tetapi, pada umumnya, bila pendidik itu dikaitkan dengan orang yang memiliki pekerjaan mendidik atau mengajar di lembaga pendidikan formal( sekolah) mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini, dasar dan menengah (yang biasa disebut guru) dan pendidik pada tingkat perguran tinggi ( yang biasa di sebut Dosen), wajib memenuhi kualifikasi, criteria, dan kompetensi sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan yang berlaku.

     Pendidik tidak hanya terpaku pada posisi guru saja, namun orang tua merupakan pendidik  yang mempunyai tanggung jawab yang paling besar kepada anaknya. Dikatakan demikian, karena orang tua merupakan pendidik yang paling berpengaruh besar terhadap perkembangan maupun psikologi anak tersebut. Dalam sebuah hadist yang menyatakan bahwa orang tua merupakan pendidik yang akan di mintai pertanggung jawabannya tentang urusannya yakni anak didik.

    ada beberapa Fungsi Guru/ Pendidik Serta Karakteristik dan Tugasnya Dalam Perspektif Pendidikan dalam Islam, yaitu
1. Ustadz
    Orang yang berkomitmen terhadap profesionalitas, yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu  proses dan hasil kerja, serta sikap continuous improvement
2. Mu’allim
     Orang yang menguasai ilmu dan mampu mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalam kehidupan, menjelaskan dimensi teoretis dan praktisnya, atau sekaligus melakukan transfer ilmu/ pengetahuan, internalisasi, serta amaliah (implementasi)
3. Murabby
     Orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi, serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.
4. Mursyid
     Orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri, atau menjadi pusat anutan, teladan dan konsultan bagi peserta didiknya.
5. Mudarris
    Orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
6. Mu’addib
    Orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab alam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan. 

         Tugas guru secara professional
Agar guru dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan dapat bertindak sebagai tenaga pengajar yang professional, maka ia harus memmilki berbagai kompetensi keguruan dalam melaksanakan fungsinya sabagai guru. Sebagaiaman sabda Rasul saw: “apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.” Hal ini sejalan dengan firman Allah yang artinya:”bekerjalah kamu menurut keahlianmu sekalian”.
Pada dasarnya guru harus memiliki 3 kompetensi, yaitu:
a. Kompetensi Kepribadian
Setiap guru mempunyai kepribadian tersendiri yang tidak sama dengan guru yang lainnya walaupun mereka sama-sama memiliki pribadi keguruan.
b. Kompetensi atas bahan pengajaran
Penguasaan yang mengarah kepada spesialisasi (takhassus) atas ilmu atau kecakapan/pengetahuan yang diajarkan, serta penguasaan yang meliputi bahan bidang study sesuai dengan kurikulum.
c. Kompetensi dalam cara mengajar.
Kompetensi ini meliputi:
    1. Merencanakan atau menyusun setiap program satuan pelajaran
    2. Mempergunakan dan mengembangkan mdia pendidikan
    3. Mengembangkan dan mempergunakan semua metode-metode mengajar.
Ketiga aspek kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Dengan demikian itu dapat diharapkan daripadanya untuk mengarahkan segala kemampuan dalam mengajar secara profesional dan efektif.



Editor : Abd. Muhyi, C. S.pd
MD. HidayatusSibyan